Ketika telah terang bagi anda. makna su-ul-khatimah dan apa yang menakutkan padanya, maka berbuatlah dengan menyiapkan diri untuknya. Maka rajin berdzikir (mengingati) akan Allah Ta'ala! Keluarkanlah dari hati akan kecintaan kepada dunia! Jagalah anggota tubuh anda dari perbuatan maksiat dan hati anda daripada berpikir padanya! Dan peliharalah kesungguhan anda daripada menyaksikan perbuatan-perbuatan maksiat dan menyaksikan orang-orangnya! Sesungguhnya yang demikian membekas pada hati anda. Dan memalingkan kepadanya pikiran anda dan gurisan-gurisan hati anda.
Awaslah bahwa anda menyerahkan hal itu kepada masa nanti dan mengatakan: "Aku akan menyiapkan untuk itu, apabila telah datang al-khatimah (kesudahan)". Sesungguhnya setiap nafas engkau itu kesudahan engkau. Karena mungkin padanya akan disambar nyawa engkau. Maka intiplah akan hati engkau pada setiap detik! Awaslah bahwa engkau meIengahkannya, akan sedetik pun! Mungkin detik itu kesudahan engkau. Karena mungkin akan disambar nyawa engkau padanya.
Ini adalah selama engkau dalam jaga. Adapun apabila engkau tidur, maka awaslah bahwa engkau tidur itu, selain di at as kesucian zahir dan batin. Dan jagalah, bahwa tidur itu mengerasi akan engkau, selain sesudah banyaklah dzikir kepada Allah pada hati engkau.
Aku tidak mengatakan pada lidah engkau. Sesungguhnya gerakan Iidah semata-mataitu lemah kesannya (membekasnya). Dan ketahuilah dengan yakin, bahwa tiada yang mengerasi atas hati engkau ketika tidur, selain apa yang biasanya ada sebelum tidur. Sesungguhnya, tiada yang mengerasi pada tidur, selain apa yang biasanya telah mengerasi sebelum tidur. Dan tidak membangkit dari tidur engkau, selain apa yang mengerasi atas hati engkau pada tidur engkau. Kematian dan kebangkitan itu menyerupai tidur dan jaga. Maka sebagaimana hamba itu tidak tidur, selain di atas apa yang telah mengerasinya pada jaganya dan ia tidak jaga (bangun dari tidur), selain di atas apa, ia berada dalam tidurnya, maka seperti demikianlah, manusia itu tidak akan mati, selain di atas apa yang ia hidup padanya. Dan ia tidak akan dibangkitkan, selain di atas apa, yang ia mati padanya. Yakinilah dengan tegas dan yakin, bahwa kematian dan kebangkitan itu dua keadaan dari hal-hal keadaan engkau. Sebagaimana tidur dan jaga itu dua keadaan dari hal-hal keadaan engkau. Dan percayalah dengan ini. dengan pembenaran dengan i'tikad hati, jikalau engkau tidak ahli untuk menyaksikan yang demikian, dengan 'ainul-yaqin dan nur penglihatan hati!
Intiplah nafas engkau dan detik-detik engkau! Dan jagalah diri engkau. daripada melupakan kepada Allah sekejap mata pun! Maka sesungguhnya, apabila engkau berbuat setiap yang demikian itu, niscaya engkau berada dalam bahaya besar. Maka bagaimana apabila engkau tidak berbuat? Manusia itu semua dalam kebinasaan, selain orang-orang yang berilmu. Dan orang-orang yang berilmu itu semua dalam kebinasaan. selain orang-orang yang beramal. Dan orang-orang yang beramal itu semua dalam kebinasaan. selain orang-orang yang ikhlas. Dan orang-orang yang ikhlas itu dalam bahaya besar.
Ketahuilah, bahwa yang demikian itu tidak mudah atas engkau. selama engkau tidak merasa cukup dari dunia. sekadar yang penting bagi engkau. Dan yang penting bagi engkau itu, ialah: makanan. pakaian dan tempat tinggal. Dan yang lain dari itu semua adalah hal kelebihan (tidak perlu).
Dan yang penting dari makanan, ialah: yang dapat menegakkan tulang pinggang engkau dan menyumbat nyawa engkau dari keluar. Maka sayogialah bahwa pengambilan engkau itu, sebagai pengambilan orang yang sangat memerlukan, yang tidak begitu suka kepadanya. Dan tidak ada keinginan engkau kepadanya,lebih banyak dari keinginan engkau pada membuang air besar engkau (ber-qadha-hajat). Karena, tiada berbeda, antara memasukkan makanan dalam perut dan mengeluarkannya dari perut. Keduanya itu penting pada tabiat kejadian manusia. Dan sebagaimana tidaklah membuang air besar itu termasuk cita-cita engkau yang menyibukkan hati engkau, maka tiada sayogialah bahwa mengambil makanan itu termasuk dari cita-cita engkau. Dan ketahuilah, bahwa jikalau ada cita-cita engkau itu apa yang masuk kedalam perut engkau, maka nilai engkau itu apa yang keluar dari perut engkau.
Apabila tidak ada maksud engkau dari makanan, selain taqwa kepada ibadah kepada Allah Ta'ala, seperti maksud engkau dari membuang air besar engkau, maka tanda yang demikian itu tampak pada tiga hal dari makanan engkau, yaitu: pada waktunya, kadarnya dan jenisnya.
Adapun waktu, maka sekurang-kurangnya bahwa dicukupkan pada sehari semalam, dengan satu kali. Maka dibiasakan berpuasa.
Adapun kadarnya, maka bahwa tidak lebih dari sepertiga perut.
Adapun jenisnya, maka tidak dicari makanan yang enak. Akan tetapi, dicukupkan dengan apa yang kebetulan ada.
Jikalau engkau sanggup di atas tiga keadaan ini dan gugur dari engkau perbelanjaan nafsu keinginan yang enak-enak, niscaya sangguplah engkau sesudah itu, pada meninggalkan harta yang diragukan halalnya (harta syubhat). Dan memungkinkan engkau, bahwa engkau tidak makan, selain dari yang halal. Sesungguhnya yang halal itu sukar dan tidak menyempurnakan semua keinginan nafsu.
Adapun pakaian engkau, maka adalah maksud engkau dari padanya, ialah: menolak panas dan dingin dan menutupi aurat. Maka setiap apa yang menolak kedinginan dari kepala engkau, walau pun dengan peci, yang harganya seperenam dirham, maka engkau mencari yang lain dari itu, merupakan hal yang berkelebihan dari engkau, yang menyia-nyiakan masa engkau. Dan mengharuskan engkau bekerja terus-terusan dan kepayahan pada menghasilkannya. Sekali dengan usaha dan pada kali yang lain dengan harap, dari yang haram dan harta syubhat.
Kiaskanlah dengan ini, akan apa yang dapat engkau tolakkan panas dan dingin dari badan engkau! Maka setiap apa yang dapat menghasilkan maksud pakaian, apabila engkau tidak merasa cukup dengan yang demikian, lantaran buruk mutu dan jenisnya, niscaya tidak adalah bagi engkau tempat berdiri dan kembali sesudahnya. Akan tetapi, adalah engkau itu orang yang perutnya dipenuhi oleh tanah, demikian pula tempat tinggal. Jikalau engkau merasa cukup dengan maksud dari tempat tinggal itu, niscaya mencukupilah bagi engkau langit itu menjadi atap. Dan bumi itu tempat ketetapan. Jikalau engkau dikerasi oleh panas atau dingin, maka haruslah engkau tinggal di masjid. Jikalau engkau mencari tempat yang khusus, niscaya panjanglah waktu atas engkau. Dan teralihlah kepadanya kebanyakan umur engkau. Dan umur engkau itu adalah harta kekayaan engkau. Kemudian, jikalau mudah bagi engkau, lalu engkau maksudkan dari dinding itu, selain dari untuk mendindingi di antara engkau dan mata orang. Dan dari atap, selain dari untuk menolak hujan. Lalu engkau meninggikan dinding dan menghiaskan atap-atap. Maka engkau terjatuh dalam jurang, yang menjauhkan kemungkinan engkau dapat mendaki daripadanya.
Begitulah semua kepentingan urusan engkau, jikalau engkau singkatkan seperlunya saja, niscaya engkau dapat mengisikan semua waktu untuk Allah. Dan engkau sanggup menyediakan perbekalan bagi akhirat engkau dan bersiap untuk kesudahan engkau. Dan jikalau engkau lampaui batas yang penting, kepada lembah angan-angan, niscaya kenyanglah angan-angan engkau. Dan Allah tidak memperdulikan pada lembah yang mana, yang membinasakan engkau. Maka terimalah nasehat ini, dari orang yang sangat memerlukan nasehat dari engkau!
Ketahuilah, bahwa lapangan mengatur, mencari perbekalan dan menjaga diri, adalah umur yang singkat ini. Kalau engkau dorong umur ini dari hari ke hari, tentang menyerahkan kepada masa depan atau engkau lengah, niscaya engkau disambar dengan tiba-tiba pada bukan waktu kehendak engkau. Dan tidak berpisah dari engkau, kerugian dan penyesalan engkau. Jikalau engkau tidak sanggup bergantung kepada apa, yang telah aku berikan petunjuk, disebabkan lemahnya takut engkau, karena tidak ada pada urusan kesudahan (al-khatimah) yang telah aku terangkan itu, mencukupi pada menakutkan engkau, maka akan kami bentangkan kepada engkau hal-ihwal orang-orang yang takut, yang kami harap, dapat menghilangkan sebabagian kekesatan hati engkau. Maka sesungguhnya engkau yakini, bahwa akal pikiran nabi-nabi, wali-wali, ulama-ulama, amal mereka dan kedudukan mereka, pada sisi Allah Ta'ala itu, tidaklah kurang dari akal pikiran engkau, amal engkau dan kedudukan engkau. Maka perhatikanlah, serta kaburnya mata penglihatan engkau dan rusaknya mata hati engkau, tentang hal-keadaan mereka! Mengapa bersangatan kepada mereka itu ketakutan? Dan berkepanjangan pada mereka itu kegundahan dan tangisan? Sehingga ada sebabagian mereka itu mati pingsan. Sebabagian mereka itu merasa dahsyat. Sebabagian jatuh dalam keadaan tidak menyadarkan diri. Dan sebabagiannya jatuh tersungkur ke bumi dan meninggal. Dan tidak ragu lagi, jikalau ada yang demikian itu tidak membekas pada hati engkau. Sesungguhnya hati orang-orang yang lalai itu seperti batu atau lebih kesat lagi. Dan sebabagian dari batu itu sesungguhnya tatkala memancar dari padanya sungai-sungai. Dan sebabagian daripadanya tatkala pecah retak, lalu keluar daripadanya air. Dan sebabagian daripadanya, tatkala ia turun dari ketakutan kepada Allah. Dan tidaklah Allah itu lalai dari apa yang kamu kerjakan.
*petikan Ihya’ Ulumiddin PENJELASAN: erti su-ul-khatimah (Artikel penuh dalam bab berkenaan klik disini)
Awaslah bahwa anda menyerahkan hal itu kepada masa nanti dan mengatakan: "Aku akan menyiapkan untuk itu, apabila telah datang al-khatimah (kesudahan)". Sesungguhnya setiap nafas engkau itu kesudahan engkau. Karena mungkin padanya akan disambar nyawa engkau. Maka intiplah akan hati engkau pada setiap detik! Awaslah bahwa engkau meIengahkannya, akan sedetik pun! Mungkin detik itu kesudahan engkau. Karena mungkin akan disambar nyawa engkau padanya.
Ini adalah selama engkau dalam jaga. Adapun apabila engkau tidur, maka awaslah bahwa engkau tidur itu, selain di at as kesucian zahir dan batin. Dan jagalah, bahwa tidur itu mengerasi akan engkau, selain sesudah banyaklah dzikir kepada Allah pada hati engkau.
Aku tidak mengatakan pada lidah engkau. Sesungguhnya gerakan Iidah semata-mataitu lemah kesannya (membekasnya). Dan ketahuilah dengan yakin, bahwa tiada yang mengerasi atas hati engkau ketika tidur, selain apa yang biasanya ada sebelum tidur. Sesungguhnya, tiada yang mengerasi pada tidur, selain apa yang biasanya telah mengerasi sebelum tidur. Dan tidak membangkit dari tidur engkau, selain apa yang mengerasi atas hati engkau pada tidur engkau. Kematian dan kebangkitan itu menyerupai tidur dan jaga. Maka sebagaimana hamba itu tidak tidur, selain di atas apa yang telah mengerasinya pada jaganya dan ia tidak jaga (bangun dari tidur), selain di atas apa, ia berada dalam tidurnya, maka seperti demikianlah, manusia itu tidak akan mati, selain di atas apa yang ia hidup padanya. Dan ia tidak akan dibangkitkan, selain di atas apa, yang ia mati padanya. Yakinilah dengan tegas dan yakin, bahwa kematian dan kebangkitan itu dua keadaan dari hal-hal keadaan engkau. Sebagaimana tidur dan jaga itu dua keadaan dari hal-hal keadaan engkau. Dan percayalah dengan ini. dengan pembenaran dengan i'tikad hati, jikalau engkau tidak ahli untuk menyaksikan yang demikian, dengan 'ainul-yaqin dan nur penglihatan hati!
Intiplah nafas engkau dan detik-detik engkau! Dan jagalah diri engkau. daripada melupakan kepada Allah sekejap mata pun! Maka sesungguhnya, apabila engkau berbuat setiap yang demikian itu, niscaya engkau berada dalam bahaya besar. Maka bagaimana apabila engkau tidak berbuat? Manusia itu semua dalam kebinasaan, selain orang-orang yang berilmu. Dan orang-orang yang berilmu itu semua dalam kebinasaan. selain orang-orang yang beramal. Dan orang-orang yang beramal itu semua dalam kebinasaan. selain orang-orang yang ikhlas. Dan orang-orang yang ikhlas itu dalam bahaya besar.
Ketahuilah, bahwa yang demikian itu tidak mudah atas engkau. selama engkau tidak merasa cukup dari dunia. sekadar yang penting bagi engkau. Dan yang penting bagi engkau itu, ialah: makanan. pakaian dan tempat tinggal. Dan yang lain dari itu semua adalah hal kelebihan (tidak perlu).
Dan yang penting dari makanan, ialah: yang dapat menegakkan tulang pinggang engkau dan menyumbat nyawa engkau dari keluar. Maka sayogialah bahwa pengambilan engkau itu, sebagai pengambilan orang yang sangat memerlukan, yang tidak begitu suka kepadanya. Dan tidak ada keinginan engkau kepadanya,lebih banyak dari keinginan engkau pada membuang air besar engkau (ber-qadha-hajat). Karena, tiada berbeda, antara memasukkan makanan dalam perut dan mengeluarkannya dari perut. Keduanya itu penting pada tabiat kejadian manusia. Dan sebagaimana tidaklah membuang air besar itu termasuk cita-cita engkau yang menyibukkan hati engkau, maka tiada sayogialah bahwa mengambil makanan itu termasuk dari cita-cita engkau. Dan ketahuilah, bahwa jikalau ada cita-cita engkau itu apa yang masuk kedalam perut engkau, maka nilai engkau itu apa yang keluar dari perut engkau.
Apabila tidak ada maksud engkau dari makanan, selain taqwa kepada ibadah kepada Allah Ta'ala, seperti maksud engkau dari membuang air besar engkau, maka tanda yang demikian itu tampak pada tiga hal dari makanan engkau, yaitu: pada waktunya, kadarnya dan jenisnya.
Adapun waktu, maka sekurang-kurangnya bahwa dicukupkan pada sehari semalam, dengan satu kali. Maka dibiasakan berpuasa.
Adapun kadarnya, maka bahwa tidak lebih dari sepertiga perut.
Adapun jenisnya, maka tidak dicari makanan yang enak. Akan tetapi, dicukupkan dengan apa yang kebetulan ada.
Jikalau engkau sanggup di atas tiga keadaan ini dan gugur dari engkau perbelanjaan nafsu keinginan yang enak-enak, niscaya sangguplah engkau sesudah itu, pada meninggalkan harta yang diragukan halalnya (harta syubhat). Dan memungkinkan engkau, bahwa engkau tidak makan, selain dari yang halal. Sesungguhnya yang halal itu sukar dan tidak menyempurnakan semua keinginan nafsu.
Adapun pakaian engkau, maka adalah maksud engkau dari padanya, ialah: menolak panas dan dingin dan menutupi aurat. Maka setiap apa yang menolak kedinginan dari kepala engkau, walau pun dengan peci, yang harganya seperenam dirham, maka engkau mencari yang lain dari itu, merupakan hal yang berkelebihan dari engkau, yang menyia-nyiakan masa engkau. Dan mengharuskan engkau bekerja terus-terusan dan kepayahan pada menghasilkannya. Sekali dengan usaha dan pada kali yang lain dengan harap, dari yang haram dan harta syubhat.
Kiaskanlah dengan ini, akan apa yang dapat engkau tolakkan panas dan dingin dari badan engkau! Maka setiap apa yang dapat menghasilkan maksud pakaian, apabila engkau tidak merasa cukup dengan yang demikian, lantaran buruk mutu dan jenisnya, niscaya tidak adalah bagi engkau tempat berdiri dan kembali sesudahnya. Akan tetapi, adalah engkau itu orang yang perutnya dipenuhi oleh tanah, demikian pula tempat tinggal. Jikalau engkau merasa cukup dengan maksud dari tempat tinggal itu, niscaya mencukupilah bagi engkau langit itu menjadi atap. Dan bumi itu tempat ketetapan. Jikalau engkau dikerasi oleh panas atau dingin, maka haruslah engkau tinggal di masjid. Jikalau engkau mencari tempat yang khusus, niscaya panjanglah waktu atas engkau. Dan teralihlah kepadanya kebanyakan umur engkau. Dan umur engkau itu adalah harta kekayaan engkau. Kemudian, jikalau mudah bagi engkau, lalu engkau maksudkan dari dinding itu, selain dari untuk mendindingi di antara engkau dan mata orang. Dan dari atap, selain dari untuk menolak hujan. Lalu engkau meninggikan dinding dan menghiaskan atap-atap. Maka engkau terjatuh dalam jurang, yang menjauhkan kemungkinan engkau dapat mendaki daripadanya.
Begitulah semua kepentingan urusan engkau, jikalau engkau singkatkan seperlunya saja, niscaya engkau dapat mengisikan semua waktu untuk Allah. Dan engkau sanggup menyediakan perbekalan bagi akhirat engkau dan bersiap untuk kesudahan engkau. Dan jikalau engkau lampaui batas yang penting, kepada lembah angan-angan, niscaya kenyanglah angan-angan engkau. Dan Allah tidak memperdulikan pada lembah yang mana, yang membinasakan engkau. Maka terimalah nasehat ini, dari orang yang sangat memerlukan nasehat dari engkau!
Ketahuilah, bahwa lapangan mengatur, mencari perbekalan dan menjaga diri, adalah umur yang singkat ini. Kalau engkau dorong umur ini dari hari ke hari, tentang menyerahkan kepada masa depan atau engkau lengah, niscaya engkau disambar dengan tiba-tiba pada bukan waktu kehendak engkau. Dan tidak berpisah dari engkau, kerugian dan penyesalan engkau. Jikalau engkau tidak sanggup bergantung kepada apa, yang telah aku berikan petunjuk, disebabkan lemahnya takut engkau, karena tidak ada pada urusan kesudahan (al-khatimah) yang telah aku terangkan itu, mencukupi pada menakutkan engkau, maka akan kami bentangkan kepada engkau hal-ihwal orang-orang yang takut, yang kami harap, dapat menghilangkan sebabagian kekesatan hati engkau. Maka sesungguhnya engkau yakini, bahwa akal pikiran nabi-nabi, wali-wali, ulama-ulama, amal mereka dan kedudukan mereka, pada sisi Allah Ta'ala itu, tidaklah kurang dari akal pikiran engkau, amal engkau dan kedudukan engkau. Maka perhatikanlah, serta kaburnya mata penglihatan engkau dan rusaknya mata hati engkau, tentang hal-keadaan mereka! Mengapa bersangatan kepada mereka itu ketakutan? Dan berkepanjangan pada mereka itu kegundahan dan tangisan? Sehingga ada sebabagian mereka itu mati pingsan. Sebabagian mereka itu merasa dahsyat. Sebabagian jatuh dalam keadaan tidak menyadarkan diri. Dan sebabagiannya jatuh tersungkur ke bumi dan meninggal. Dan tidak ragu lagi, jikalau ada yang demikian itu tidak membekas pada hati engkau. Sesungguhnya hati orang-orang yang lalai itu seperti batu atau lebih kesat lagi. Dan sebabagian dari batu itu sesungguhnya tatkala memancar dari padanya sungai-sungai. Dan sebabagian daripadanya tatkala pecah retak, lalu keluar daripadanya air. Dan sebabagian daripadanya, tatkala ia turun dari ketakutan kepada Allah. Dan tidaklah Allah itu lalai dari apa yang kamu kerjakan.
*petikan Ihya’ Ulumiddin PENJELASAN: erti su-ul-khatimah (Artikel penuh dalam bab berkenaan klik disini)
0 comments :
Post a Comment